Wednesday 29 August 2012

Mengenal Bumijawa


Bumijawa


Bumijawa terletak di Jawa Tengah. Masuk kabupaten Tegal. Dekat Slawi. Kota kecamatan  kecil ini terletak dikaki gunung Slamet. Memiliki ketinggian 800 meter dpl membuat udara di kawasan ini relatif dingin. Kecamatan ini banyak menghasilkan sayur-sayuran dan buah-buahan , selain itu juga kaya akan hasil alam seperti teh, kayu dan karet .

Di Bumijawa terdapat sebuah mata air yang bernama "Bulakan" yang airnya digunakan untuk keperluan PDAM kabupaten Tegal.  Di hari tertentu di Bulakan ini ada acara mencuci bende.  Dalam  mengambil air suci "bende"  malamnya diadakandan arak-arakan dengan membawa "aul" atau boneka-boneka dari bambu seperti ondel-ondel. Acara ini biasanya  ketika memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.

Dari prasasti Kota Kapur yang ditemukan JK Van der Meulen di Pulau Bangka pada bulan Desember 1892 M, diperoleh petunjuk bahwa Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-8 dan ke-9 M saat diperintah Raja Balaputradewa yaitu Srivijaya (Sriwijaya) yang sedang berusaha menaklukkan Bumi Jawa, tidak dijelaskan wilayah mana yang dimaksud dengan Bhumi Jawa dalam prasasti itu, apakah yang dimaksud Bhumi Jawa itu adalah Kerajaan Tarumanegara di Pantai Utara Jawa Barat atau bumijawa yang digunung slamet ini. Kita lihat saja nanti.


Friday 24 August 2012

ke Pemandian Guci di Slawi

Berendam di guci Slawi saat tengah malam dihari Jumat Kliwon.. maka semua permohonan akan terkabul.  Begitulah kepercayaan orang Slawi jaman dulu. Mungkin juga beberapa orang saat ini.

Padahal asalnya kepercayaan ini adalah ketika salah seorang dari Walisongo di suatu hari di Malam Jumat Kliwon tengah malam, ketika air dalam guci tinggal sedikit, maka sang Wali menancapkan tongkatnya ke dalam tanah di daerah Bumijawa. Dan atas izin ALLAH dari tanah bekas tongkat yang ditancapkan keluar air panas berbau belerang yang mengalir sampai sekarang.

Air itu samapai sekarang dipercaya membawa berkah bagi masyarakat sekitar maupun siapa saja yang berendam disana.

Ada 13 pancuran. tinggal pilih. Tiket masuk Rp 7000 dewasa, Rp 6500 anak-anak.
Jika ingin berendam gratis di sungainya. Jika ingin lebih nyaman di kolam renangnya. Semuanya air hangat.  Tiket untuk kolam renang Rp 7000 per orang.

Selamat menikmati..



Menurut cerita orang disana ada seekor naga yang bersembunyi di suatu goa yang tersembunyi di sekitar gunung Slamet, nah naga ini yang menyebabkan air guci lebih berkhasiat menyembuhkan penyakit.


Jika selesai berenang.. saatnya naik kuda.


atau beli oleh-oleh..






Wednesday 15 August 2012

Main game Angry Birds versi Jokowi



Ini baru kampanye yang cerdas. Tidak pakai SARA. Tidak perlu menyindir atau membuat orang lain sakit hati.
Coba mainkan gamenya dan nikmati angry birds rasa Indonesia.
 disini : http://www.metric-design.com/game.swf

Semakin cerdas rakyat Jakarta semakin baik orang Indonesia.

Angry Birds yang ini adalah  karya Juwanda, sejatinya hanya mirip-mirip saja, hanya tokohnya saja yang diganti. Diganti? Dengan apa atau siapa? Juwanda menjelaskan tokoh yang dipakai adalah Jokowi, cagub yang menang di putaran pertama Pilkada DKI 2012.

Dalam game ini tokoh utamanya mengemban misi untuk menyelamatkan Jakarta dari menumpuknya permasalahan di ibukota, targetnya adalah pejabat korup, pengusaha nakal dan jahat, pelaku kriminal, sampah dan kekumuhan Jakarta.

Unik dan lumayan menghibur.


Tuesday 14 August 2012

Semuanya sudah jelas


Lupakan Roma Irama yang sudah minta maaf  kepada ibunya Jokowi
Seseorang minta maaf tidak perlu sambil merendahkan diri
apalagi jika dia seorang Raja.. walau cuma raja dangdut
Semua sudah jelas dan yang tersisa sekarang adalah keikhlasan kita dengan hal itu
Angkuh dan rendah hati itu tabiat orang
biasa dipuja atau sering diremehkan adalah jamak dan sering terjadi
Kualitas seseorang tidak ditentukan saat ini, karena waktulah yang akan membukanya

Sebetulnya hanya segelintir orang saja yang memajukan suatu negara
tidak perlu orang banyak.
Indonesia hanya butuh satu Soekarno dan satu Hatta untuk menyatukan perbedaan
Pada prakteknya memang yang segelintir itulah yang memajukan dunia
Karena hakikatnya lebih banyak yang lebih senang jadi pengikut
Karena lebih mudah
Tidak perlu penjara yang mereka hadapi
Ancaman dan lelahnya berjuang lebih banyak menyerang yang sedikit ini

Setelah 67 tahun Indonesia ini merdeka
Telah banyak nilai-nilai baru yang berusaha ditanamkan oleh segelintir ini
Pikiran kehendak alam dan suratan takdir mulai disingkirkan
Kata daulat tuanku dan semua terserah bapak pun dicoba digusur
Keadilan raja dan kebaikan hati baginda juga mulai digugat
Namun kediktatoran dan otoriter mencoba mempertahankan diri

Demokrasi dan emansipasi merupakan nilai-nilai baru
yang mulai mengejar ketertinggalannya dengan sang adat dan tradisi
Soekarno, Hatta memang berusaha menolong demokrasi dan emansipasi
namun mereka cuma segelintir
Karena dibawahnya banyak sekali yang lebih senang berkawan dengan kemapanan dan kenyamanan saat ini
enggan melepas kehangatan rumah
enggan keluar dan mulai bergerak memajukan dirinya
Senang dan bangga dengan adat dan tradisi
yang diakuinya sebagai warisan nenek moyang
padahal warisan penjajahan Belanda

Aku jadi kagum dengan Belanda
Negeri kecil ini dapat menaklukan negara sebesar Indonesia
Belanda bagaikan kancil ,  Indonesia bagai gajah dan para buaya
Yang berhasil dikelabui mentah-mentah

Bayangakan saja..
Pangeran Diponegoro dikalahkan dengan diadu lawan teman-temannya
Imam Bonjol ditaklukan dengan diadu lawan kaum adat, bangsanya juga
Hassanudin diadu lawan Arung Palaka
Aceh diduduki lewat tentara jawanya yang tangguh dan ulet
Dan semua biaya perang ditanggung oleh semua penduduk Nusantara
Kalaupun kerugian dari biaya penaklukan gajah dan buaya ini
paling cuma segelas kopi hangat di sore hari yang tidak sempat diminumnya

Mau contoh lain?
Pattimura, Sisingamangaraja, Raden Intan dan masih banyak lagi
yang semuanya dikalahkan dengan diadu dengan temannya sendiri
Devide Et Empera kata mereka

Padahal dalam tugas sehari-harinya mereka cuma berlaku sebagai bos
yang berkata ini begini, itu begitu
Dan segalanya lancar
Berjalan dilakukan oleh bawahannya yang keling
Yang lebih galak dari si bule
Bila si bos menampar.. maka yang keling memukul dan menginjak-injak
Bila si bos mengusir.. maka yang keling akan menendang dan membuangnya jauh-jauh

Aku benar-benar kamu pada mereka dan sedih pada diri
kok gampang bangsaku di adu domba.

Wednesday 8 August 2012

Burung Kutilang dalam sangkar



Seekor burung kutilang kecil melompat untuk kesekian kalinya didalam sangkar bambu yang sempit dan kusam.  Berulang-ulang menghantam jeruji bambu.  Mencoba berontak dan keluar, namun sia-sia.
Biasanya dia terbang bebas diatas ranting dan daun pohon angsana yang rimbun. Siang dan malam yang berputar telah membentuk ia menjadi burung yang lincah. Tembakan dari senapan angin yang diletuskan oleh orang yang iseng telah banyak dilewati.  Jebakan , lem tikus, terkaman kucing, kejaran elang, intaian ular semua telah ia lalui. Namun sial menimpa dia. Di suatu ketika ketika malam seorang pemburu menangkapnya ketika ia tidur. Rupanya kehidupan dia ada yang mengamati.
Setelah capai menghantam tirai sangkar yang kokoh akhirnya menyerah. Dalam diam di teringat pesan ibunya.  Seakan-akan  tahu semua itu bakal terjadi. Ia terngiang  pesan ibunya ketika mengusir dia untuk mandiri.
” Nak, kamu itu burung dan burung adalah mahluk bebas. Lambang kemerdekaan setiap bangsa.
Namun kau harus membayar kebebasan yang kamu miliki itu dengan bahaya yang bakal kamu hadapi.
Jadilah burung sejati  dengan mau menerobos semuanya.
Jadilah burung sejati yang tetap riang walau di dalam sangkar.
Bernyanyilah ketika matahari timbul dan tenggelam.
Lagumu adalah kebebasanmu.
Kau boleh caci semua hal yang kamu benci.
Kau boleh ratapi semua nestapa yang kamu dapati.
Kau rangkaikan sedih gembiramu.
Jadikan nyanyian yang tak pernah jadi
Yang tak pernah selesai sampai kau dapati kebebasan sejati.”
Beberapa saat kemudian.. sang Kutilang mulai tenang, melihat keluar sangkar bambu dan mulai bernyanyi..
trilili.. li li li li.. lili..

Tuesday 7 August 2012

Bunga adalah bunga : sebuah refleksi hidup ketika waktu memperlihatkan kuasanya

Pemandangan alam di Kota Sidenreng Rappang. Sawah sehabis panen raya dan pegunungan yang gundul membuat cuaca panas dan sangat lembab. 

******* bunga adalah bunga *******

Air putih jernih menggenapkan segar pada dada pada rasa
perlahan namun jadi menumbuhkan anggrek dengan 5 kelopak warna ungu
tembus keluar dari dada sebelah kiri
warnanya yang pilu menyedot mata kata
menghapus arti tega
dan menggantikannya dengan sentuhan dingin
"Masihkah kau bernyanyi dan terenyum setelah engkau dikecewakan hidup?"
"Masihkan engkau berdiri setelah jatuh berguling-guling akibat ditendang dari belakang?"
"Apakah kau masih punya harga diri setelah dipermalukan?"

Bunga adalah bunga
yang akan menebarkan wangi miliknya
tak mungkin mawar seharum kenanga
tak mungkin bangkai semerbak tanah yang baru disiram hujan

Malam yang gelap diterangi bintang
siang yang terang dinaungi matahari, digelapi awan
awal akhir, besar kecil, jelek bagus
itulah jawaban akan semua prilaku orang
tidak ada yang sempurna

Lebih baik jadi orang baik
tidak ada sesal
tidak banyak dosa
mendekati sempurna lebih bagus
alangkah sayangnya hidup jika hanya untuk menjadi jelek
betapa sia-sianya hidup jika mampu membuat istimewa namun dilewatkan

********

Kita hidup menjalani hari demi hari. terasa berat bagi mereka yang miskin dan selalu menahan lapar dari hari demi hari. Walau Indonesia terlihat jaya ekonominya di mata dunia. Dengan pertumbuhan orang kaya yang setiap hari terlihat dari jumlah mobil dan kendaraan mewah yang berjejal di jalanan ibu kota. Namun melihat teman-temanku yang semakin kurus tak terurus. Semakin kuyu di kelopak matanya dan semakin menipisnya semangat hidup mereka rasanya ironi. Menyedihkan dan memilukan.

Mereka yang dulunya jaya dan sekarang terlunta-lunta dijalan. Mereka yang dulunya dipuja dan dijadikan contoh dan panutan hidup sekarang jadi pesakitan di ruang interogasi semakin sering kutemui di televisi. Waktu memperlihatkan kuasanya.

Anak-anak muda penjambret dan pencuri yang digebukin dan di bakar banyak ditemui di kota-kota di Indonesia. Ibu-ibu yang menggelar tikar dan memangku bayinya di kolong jembatan cawang setiap siang semakin bertambah. Nenek tua renta yang berkeliling membawa cangkir kosong dan menadahkan tangannya di setiap pagi.

semua itu adalah yang aku temui setiap hari. Menggedor dada ini. Seakan bertanya  kenapa kami jadi begini?
Mengapa kau biarkan kami jadi orang gila?
Mengapa kau biarkan kami jadi pengemis?

********
Namun itulah hidup. Menyerah lalu mati. Atau terus berjuang mempertahankan nyawa yang cuma satu. Beramal untuk nanti atau untuk hati. Kita tidak peduli. Yang penting masih ada yang berbaik hati mengulurkan bantuan untuk melalui hari ini.

Berbuat baik dan menjadi baik adalah proses yang selalu terjadi berulang-ulang. Jangan pernah bosan. setiap jalan selalu ada persimpangan. arah mana yang kita ambil akan membawa konsekuensinya sendiri. Dan jika Allah berbaik hati maka kita akan kembali ke persimpangan itu lagi. Itu adalah tanda Dia maha Pengampun , Maha pemurah. Memberi kita jalan yang benar untuk kembali padaNya.