Tuesday, 3 January 2012

Namanya Juarsa




Makassar malam hari, kami langsung kirim email buat laporan, sekalian minta dikirim bekal buat kami, dana maksudnya. Malam itu langsung tidur karena cape dan badan harus segar lagi karena besok langsung ke Sidrap naik mobil.

Besok paginya ada sms masuk. Ada orang gila mau datang. Namanya Juarsa. Gede gendut dan item. Dia datang menyusul. Walau diberitahu bahwa pekerjaan masih lama dia sudah muncul di Makasar. Katanya ada di sebuah wisma di jalan onta. Ketika disusul kesana orang wisma bilang dia sudah keluar. Cape deh.

Setelah dicari kesana kemari, akhirnya ketemukan dia dipinggir jalan deket pasar. Sambil memegang tas hitam besarnya, berdiri melamun sambil merokok. Celingak.. celinguk. Begitu melihat kami langsung dia perlihatkan giginya yang item penuh nikotin. Senyum lebar selebar-lebarnya.

“Hallo bos. “ Serunya kegirangan karena melihat kami.
“Udah lama disini?”
“Dari pagi. “
“Kok bisa?”
“Iya lah..kalau lebih dari jam 9 nanti harus bayar sewa kamar lagi dong.”
“Ooh.. pantes.”
“Ya udah.. ayo naik motor..”

Langsung saja dibawa ke messnya aco.

Juarsa ini dulu anak buah saya dalam riset. Orangnya sebetulnya tekun dan jujur namun ada yang salah dengan orang ini. Setahun lalu pernah jatuh ke jurang di Garut saat bertugas disana. Untungnya selamat karena nyangkut di pohon bambu. Kepalanya bocor namun tetap sehat dan terlihat segar. Hobinya merokok. Itu rokok selalu ada dijari tangannya. Kapanpun dimanapun. Kecuali sat-saat resmi tentunya. Rokoknya merk apa saja yang penting wujudnya rokok. Dalam satu jam bisa menghabiskan 1 bungkus rokok isi 12 batang, apalagi jika sambil kerja. Bisa-bisa lebih sering nyalain rokok dari pada kerja. Bahkan suatu ketika pernah tidur sambil merokok. Tentu saja bibirnya sempat terbakar. Masih untung nggak ketelan tuh rokok. Yang ditakuti orang-orang yang kenal dia cuma satu jangan-jangan otaknya tertinggal di Garut waktu jatuh.

Senyam senyum mulu, langsung aja kami suruh mandi. Baunya terasa sampai ke sebrang.
Setelah mandi dia cerita kalau sudah datang dari kemarin pakai kapal laut dari Tanjung Priuk. Dibayarin sama pacarnya yang baru kenal lewat telepon saat polling survey.

“ Ini kebetulan atau kesempatan ya..”pikirku.

Sudah 3 hari dia di Makassar. Semuanya atas biaya dan akomodasi dari pacarnya. Hari pertama datang tinggal di hotel, hari kedua pindah ke mess di jalan onta. Dan hari ketiga tadi di pinggir jalan katanya. Jadi dia nelpon kami karena perlu tumpangan..
“ Oooh ternyata diusir dari mess.. Ya?” ujar ku..

“He he he he..” di Cuma nyengir.

Ngertilah kalau begitu.

*****

No comments:

Post a Comment