Jembatan yang menghubungkan desa-desa di kecamatan Citta dengan kecamatan Liliriaja Soppeng ini adalah jembatan yang sangat penting bagi masyarakat daerah ini. Tanpa jembatan ini hubungan dan lalulintas antar daerah ini harus memutar jauh ke Macanre di Cabenge. Jauh dan menanjak, juga memutari gunung dan kebun kakao yang lebat. Sempit dan juga menurun. Tanpa cahaya lampu jalanan di sepanjang jalannya.
Jembatan diatas sungai Walanea ini ada 2. Yang satu di Macanre dan yang satu lagi yang ini, di Kampiri Citta.
Jembatan yang dekat Macanre terakhir saya lihat bolong ditengahnya. Besarnya cukup menenggelamkan sebuah sepeda motor. Namun untungnya sudah diberi plat baja diatasnya untuk menambal lubang diatas jembatan itu.
Sedangkan jembatan yang ini, melihat wujud dan fisiknya rasanya perlu direhab dan dibuatkan lagi jembatan di atas sungai ini. Karena jembatan ini kekuatannya maksimum hanya 5 Ton, dan terbuat dari kayu.
Masyarakat sangat berharap jembatan mereka benar dan kokoh. Karena setiap harinya mereka menggunakannya untuk berkatifitas.
Indonesia kaya namun tidak pernah mampu bikin jembatan yang benar.
890, 338 kilometer (km),
Khusus jembatan kabupaten, sebut Jabir, dari 155 buah dengan panjang sekitar 2.290 meter, 19 buah diantaranya atau sepanjang 793 meter kini dalam kondisi rusak berat.
Untungnya saat ini sedang direncanakan akan dibangun sebuah jembatan penyeberangan di kelurahan Pajalesang sepanjang 18 meter. Mudah-mudah benar dan awet seperti jembatan-jembatan peninggalan Belanda.
No comments:
Post a Comment