Tuesday 2 February 2010

Anak yang Sensitif

Anak yang Sensitif

Farhan di sekolah tampak murung, ia tidak mau mengikuti pelajaran seperti biasa. Ketika istirahat, ibu guru mendekatinya dan bertanya mengapa Farhan terlihat murung, “ Tidak ada yang mengajakku berbicara hari ini”. “Wah jadi kamu sedih ya, “, kata Bi Guru. Lalu Farhan berkata lagi “ Sarah baik sekali bu, ia bilang gambarku bagus”.

Kasus seperti bisa kita temui di sekolah. Ketika anak merasa sendirian, ia akan benar-benar sedih dan biasanya malas untuk mengerjakan tugas. Bahkan tak jarang menangis diam-diam tanpa diketahui secara jelas penyebabnya. Disinilah kita perlu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada anak dan sebisa mungkin membantu anak agar dapat segera keluar dari perasaan tersebut. Perlu kita pahami pula bahwa anak tersebur termasuk anak dengan tempramen sensitif.

Mary Sheedy Kurcinka dalam buku Raising Your Spirited Child menjelaskan ciri-ciri yang ditunjukkan anak yang sensitif, yaitu ;
1. Rentan, sering mendramatisir kejadian dan sangat perasa.
2. Mereka sangat sadar dan peka akan kebutuhannya, keinginannya dan harapannya untuk dihargai oleh orang disekitarnya.
3. Ciri khas anak ini adalah mengeluh, membutuhkan waktu yang panjang untuk mengerjakan suatu hal (tanpa dapat dipaksa)
4. Anak-anak ini ingin mengetahui bahwa ia tidak sendirian dalam penderitaannya (menurut versi anak) dan mereka juga ingin pendidik juga merasakan perasaan yang sama.

Terkadang kita menganggap anak yang demikian adalah anak yang manja, cengeng dan bermasalah. Bahkan terkadang kita menganggap buruk terhadap tempramen-tempramen yang bermasalah. Padahal tempramen-tempramen yang bermasalah ternyata merupakan asset yang luar biasa ketika anak itu dewasa. Sama atau tidak tempramen kita dengan anak, yang jelas kita tidak dapat mengubahnya agar sesuai dengan yang kita inginkan. Yang dapat kita lakukan adalah memainkan peran membantu anak untuk belajar mengatasi dan mengatur tempramen yang telah Allah berikan sehingga anak menjadi lebih mudah diajak kerjasama dan mengurangi penolakan anak.

Kesalahan Pendidik Menghadapi Anak-anak Sensitif
1. Biasanya ketika dimengerti perasaannya,akan terjadi perubahan atau pergeseran perasaan, lalu pendidik berkomentar “ kalau Sarah bicara dengan kamu berarti masih ada dong orang yang mau bicara dengan kamu.”(Hal ini akan membuat anak merasa tidak dimengerti. Maka biarkan saja terjadi perubahan mood )
2. Menghibur anak atau mencoba menyelesaikan masalah anak.Anak-anak akan mencoba semakin mendramatisir masalahnya. Jika anak sedang sedih tidak akan ada gunanya melarang anak untuk bersedih. Membicarakan hal-hal yang positif justru memebuat anak semakina mendramatisir keadaan supaya orang lain mau memahami perasaannya. Jangan tergoda untuk mencoba menyelesaikan masalah anak walaupun maksudnya untuk menghibur atau membuat anak merasa lebih enak. Cobalah untuk mendengar dalam rangka memahami anak bukan untuk menanggapi

Disiplin
1. Dimengerti dan didengarkan
2. Mereka harus tahu bahwa mereka tidak sendiri saat merasa kesulitan
3. Jika anak menolak untuk melakukan sesuatu katakan “ ibu tahu kamu tidak ingin melakukan itu tapi ibu minta kamu untuk pergi ketempat itu” (dengan kata-kata empati, berikan anak waktu dan kesempatan untuk merasa enak dan mudah untuk diajak kerjasama)

Yang Perlu Diperhatikan
1. Anak sensitif biasanya sulit untuk menyesuaikan diri dengan situasi/orang baru. Anak-anak ini memerlukan waktu lebih banyak untuk memulai dan membentuk persahabatan. Ketika persahabatan terjalin anak-anak ini sangat loyal, tetapi ketika disakiti anak-anak ini akan sulit untuk memaafkan.
2. Anak-anak perlu belajar ketrampilan memaafkan dan melupakan. Jika pendidik mau mendengar dan mengerti, hal ini sangat membantu anak untuk menyesuaikan diri dengan kekecewaan dalam hidup dan meningkatkan kemampuan anak untuk memaafkan.

Ciri Kepribadian Saat Dewasa
Jika anak-anak ini mendapat disiplin yang tepat maka kelebihan dan kekuatan yang dimilikinya akan berkembang. Jika mendapatkan disiplin yang tepat, anak sensitif biasanya akan menjadi anak-anak yang penuh perhatian, punya pemahaman yang tajam, kreatif, komunikator yang baik dan jujur. Mereka akan menjadi orang yang penuh kasih sayang, hangat, lembut dan suka menolong. Mereka merasakan kepuasan dengan memberikan pelayanan kepad orang lain dan dunia.

No comments:

Post a Comment