Tuesday, 14 August 2012
Semuanya sudah jelas
Lupakan Roma Irama yang sudah minta maaf kepada ibunya Jokowi
Seseorang minta maaf tidak perlu sambil merendahkan diri
apalagi jika dia seorang Raja.. walau cuma raja dangdut
Semua sudah jelas dan yang tersisa sekarang adalah keikhlasan kita dengan hal itu
Angkuh dan rendah hati itu tabiat orang
biasa dipuja atau sering diremehkan adalah jamak dan sering terjadi
Kualitas seseorang tidak ditentukan saat ini, karena waktulah yang akan membukanya
Sebetulnya hanya segelintir orang saja yang memajukan suatu negara
tidak perlu orang banyak.
Indonesia hanya butuh satu Soekarno dan satu Hatta untuk menyatukan perbedaan
Pada prakteknya memang yang segelintir itulah yang memajukan dunia
Karena hakikatnya lebih banyak yang lebih senang jadi pengikut
Karena lebih mudah
Tidak perlu penjara yang mereka hadapi
Ancaman dan lelahnya berjuang lebih banyak menyerang yang sedikit ini
Setelah 67 tahun Indonesia ini merdeka
Telah banyak nilai-nilai baru yang berusaha ditanamkan oleh segelintir ini
Pikiran kehendak alam dan suratan takdir mulai disingkirkan
Kata daulat tuanku dan semua terserah bapak pun dicoba digusur
Keadilan raja dan kebaikan hati baginda juga mulai digugat
Namun kediktatoran dan otoriter mencoba mempertahankan diri
Demokrasi dan emansipasi merupakan nilai-nilai baru
yang mulai mengejar ketertinggalannya dengan sang adat dan tradisi
Soekarno, Hatta memang berusaha menolong demokrasi dan emansipasi
namun mereka cuma segelintir
Karena dibawahnya banyak sekali yang lebih senang berkawan dengan kemapanan dan kenyamanan saat ini
enggan melepas kehangatan rumah
enggan keluar dan mulai bergerak memajukan dirinya
Senang dan bangga dengan adat dan tradisi
yang diakuinya sebagai warisan nenek moyang
padahal warisan penjajahan Belanda
Aku jadi kagum dengan Belanda
Negeri kecil ini dapat menaklukan negara sebesar Indonesia
Belanda bagaikan kancil , Indonesia bagai gajah dan para buaya
Yang berhasil dikelabui mentah-mentah
Bayangakan saja..
Pangeran Diponegoro dikalahkan dengan diadu lawan teman-temannya
Imam Bonjol ditaklukan dengan diadu lawan kaum adat, bangsanya juga
Hassanudin diadu lawan Arung Palaka
Aceh diduduki lewat tentara jawanya yang tangguh dan ulet
Dan semua biaya perang ditanggung oleh semua penduduk Nusantara
Kalaupun kerugian dari biaya penaklukan gajah dan buaya ini
paling cuma segelas kopi hangat di sore hari yang tidak sempat diminumnya
Mau contoh lain?
Pattimura, Sisingamangaraja, Raden Intan dan masih banyak lagi
yang semuanya dikalahkan dengan diadu dengan temannya sendiri
Devide Et Empera kata mereka
Padahal dalam tugas sehari-harinya mereka cuma berlaku sebagai bos
yang berkata ini begini, itu begitu
Dan segalanya lancar
Berjalan dilakukan oleh bawahannya yang keling
Yang lebih galak dari si bule
Bila si bos menampar.. maka yang keling memukul dan menginjak-injak
Bila si bos mengusir.. maka yang keling akan menendang dan membuangnya jauh-jauh
Aku benar-benar kamu pada mereka dan sedih pada diri
kok gampang bangsaku di adu domba.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment