Hari itu adalah hari ke 10 puasa. Buka puasa bersama teman di sebuah restoran cepat saji di Buncit Raya. Jakarta selatan. Ketika antri untuk memesan makanan saat itu 15 menit menjelang buka puasa. Panjang antriannya .. wuih bejubel. Wajarlah karena bentar lagi waktu azan maghrib tika. Dan sampai saat azan berbunyi aku belum juga sampe di depan kasir. Untungnya di tas sudah sedia minuman buat buka puasa. Sebuah susu kotak ukuran keci merk terkenal rasa coklat. Lumayanlah untuk membasahi bibir. Dan diminumlah sampai habis .. Segar pastinya.
Ketika sampai di kasir pesan paket hemat dengan minumannya air soda merk terkenal warna merah. Dan acara buka bersama teman pun bisa segera dimulai. Enjoy dan kenyang.
Ketika sahur tiba seperti biasa. Nasi plus tempe goreng plus telur ceplok plus mi rebus. Enak dan mantap. Minumnya teh manis hangat. Sahur ditutup cuci mulut dengan buah semangka sedikit. Cuma sepotong kecil. Tapi Mantap dan segar.
Besoknya tugas ke luar kota. Cianjur. Tepatnya ke Ciranjang. Jam 11 sampai di kelurahan Bojong picung. Rapat sebentar dan perut mulai terasa aneh. Jam 12 ke kecamatan Ciranjang. Sementara teman teman masuk untuk bertemu orang kecamatan. Saya terpuruk di dalam mobil, mulai bingung dengan perut yang mules dan terasa kembung.
Jam 1300. Terkapar di musholla pom bensin pertamina tepat didepan kecamatan Ciranjang. Busyet rasanya benar-benar pedih. Itu perut terlihat kembung. Mules dan ketika dibawa ke toilet tidak ada yang keluar. Diobati dengan minyak angin hasilnya cuman hangat. Sakitnya tetap menyiksa. Yang paling menyiksa adalah ketika gas di lambung keluar tanpa henti. Rasanya seperti digelontor jarum ke dalam lambung. Wuih ampe nungging nungging menahan sakit di perut. Keringat saja ngucur deras.
Melihat kondisiku seperti itu, Akhirnya salah satu temanku menganjurkan untuk membatalkan puasa saja.
“Sudah Rip, Obatin saja. Daripada puasa tapi sengsara gitu. Gusti Allah tahu kok . Dia pasti mengerti”. Katanya.
“Seumur hidup baru sakit seperti ini euy.. Apa ini yang disebut sakit Maag?” Balas ku.
“Iya itu pasti maag. Udah minum promag. Di warung depan itu pasti ada”. Katanya lagi
Dalam hati ini sebetulnya males banget batalin puasa. Sebetulnya bukan batalinnya yg bikin males. Tetapi mikir bayar hutang puasanya.
“Nggak ah.. coba sampai magrib nanti saja.” Kataku.
Seumur-umur ngerasain kayak gini. Perut mules dan perih. Kembungnya tidak juga kempes. Dan setiap 2-3 menit terasa gas dilambung keluar dan itu yang benar-benar menyakitkan. Posisi tengkurap menahan sakit tetap kagak ngaruh. Dan akhirnya jam 14.48 menyerah.
Minum teh hangat dan sebutir promag. Lalu makan roti serebuan. Perut pun terasa enak. Bisa Dan kembungnya hilang. Gas di lambung tidak keluar lagi. Alhamdulilah.. mulai sembuh kayaknya nih.
Cepet juga daya kerjanya. Pikirku.
Jam 1500 Tidur di mobil sementara yang lain meeting dengan para kolega.
Jam 18.00 buka puasa di puncak. Makan seperti biasa.
Dan ketika dalam perjalan ke rumah berfikir, biang keroknya penyakit maagku ini apa ya..? Apa karena buka puasa dengan susu? Atau karena sepotong semangka disaat sahur. Pasti diantara dua itu pikirku.
Auk ah gelap. . pikirku lagi.
Yang jelas cepet juga tuh obat.. buang semua gejala sakit di perut ini.
No comments:
Post a Comment